Perikanan Budi Daya Harus Dioptimalkan
[Tim Kunker Komisi IV DPR meninjau Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Manado, Sulawesi Utara
Subsektor perikanan budi daya memiliki peran sentral dalam perekonomian nasional dan pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Karenanya, fokus pembangunan nasional ke depan harus diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi nilai ekonomi sektor strategis ini.
“Ini juga menciptakan nilai tambah keuntungan yang besar bagi masyarakat,” ungkap Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI meninjau Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (14/2/2019).
Terlebih, lanjut politisi Fraksi Partai Gerindra ini, BPBAT telah melakukan inovasi dengan menggunakan teknologi resirculating aquaculture system (RAS) yang disampaikan mampu meningkatkan produksi hingga 100 kali lipat dibanding teknologi konvensional.
“Kami sangat mengapresiasi dan berharap inovasi semacam ini dapat diadopsi masyarakat,” tuturnya seraya mengatakan pihaknya akan terus mendorong dari sisi anggaran untuk pengembanhan balai budi daya ikan tawar itu.
Hal senada juga disampikan Anggota Komisi IV DPR RI Rahmad Handoyo yang mengatakan kontribusi budi daya ikan air tawar untuk pemenuhan pangan sangat baik. “Untuk itu perlu diberikan apresiasi oleh negera dengan cara pemenuhan bibit ikan, pakan serta sarana prasarana budi daya ikan air tawar," jelasnya.
Karena balai budi daya ikan air tawar dinilai memiliki peran sentral dalam perekonomian, legislator Fraksi PDI-Perjuangan itu meminta pemerintah memperbanyak cabang balai budi daya ikan air tawar guna memberikan pembinaan terhadap petani ikan.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, aspek kesejahteraan dan kebercukupan pangan saat ini mulai bertumpu pada subsektor perikanan budidaya. Indikator keberhasilan tersebut yakni pencapaian Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) selama empat tahun terakhir (2014 - 2018) yang tumbuh rata-rata sebesar 0,38 persen per tahun.
Kinerja lainnya yakni peningkatan nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) sepanjang tahun 2014 - 2018 tumbuh sebesar 1,7 persen. Tahun 2018 NTUPi mencapai angka 113,27 atau tumbuh 2,75 persen dibanding tahun 2017 yang mencapai 110,23. (rnm/sf)